kredit to http://www.indonesia.travel |
Seakan - akan menarinya ikan di Sungai Kecil Tarbala, begitulah gembiranya hamba tatkala kelibat Tanah Negara Indra Rasia nampak dari kejauhan.
Dari jauhnya itu, hati hamba pula yang bergelora menahan gentarnya takut - takut kemunculan hamba disana tiadalah restunya dari orang sekeliling. Walaupun begitu, tetap hamba pun mendayung tanpa ada rasa ragu - ragu sekalipun bisikan - bisikan jahat yang datang dikalbu nan senantiasa meracun jiwa.
Adapun sudah sampai jua hamba ke gigi daratan Tanah Negara Indra Rasia itu, tetap megah tanah merahnya, tetap sergam indah kehijauannya, maka hamba pun bergeraklah bersama - sama akan ia bungkusan besar penuh dengan buah tangan untuk dipersembahkan kepada Tengku Terutama Tanah Negara Indra Rasia.
Sesudah setengah hari puas mengembara akan daratan ini, bertemu ia akan sebuah kampung usang tiada berpenghuni serta terdapat pula sebuah perigi buta usang ditengah - tengahnya. Kampung usang itu pun seakan - akan sudah seperti sepurnama malam tiada berpenghuni kusangkakan dari jauh.
Tanpa berfikir panjang, berjalanlah hamba dengan bungkusan sarat untuk dipersembahkan kepada Tengku Terutama Indra Rasia tiada melihat kebelakang terus melintasi kampung usang melalui jalan denai sepi itu.
Tiada pula hamba bersangka akan menjelmalah ia akan seseorang lelaki yang tua bongkok meluru dari belakang hamba terus sahaja membedal kepala hamba dengan tongkat kayunya. Seraya itu jua hamba terjelepok lalu terdampar terus mengerang kesakitan tiadalah terperi sakitnya akibat diserang manusia tiada diketahui asal usulnya.
Apakah yang bakal terjadi kepadanya???Nantikan episod yang seterusnya.
Kalau suka, boleh Like:)
Kalau minat, boleh Komen:)
2 comments:
Aik... Tak pecah lagi perigi buta?
@Tukang Karut
kelaut daaa ko komen....choii.
Post a Comment